Oleh
Aip Saripudin
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan lembaga pendidikan pra sekolah, tentunya memiliki sistem pembelajaran yang berbeda dengan jenjang pendidikan di atasnya. Anak usia dini dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, tidak heran pada usia ini dijuluki sebagai usia emas. Karena itulah anak usia dini harus mendapatkan pelayanan khusus yakni stimulasi secara langsung. Mewabahnya Covid 19 ini telah menyulitkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Betapa tidak pembelajaran yang seharusnya dilakukan secara langsung dimana ada interaksi antara guru dan peserta didik dengan melibatkan semua aspek perkembangan harus berubah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini tentunya akan berpengaruhi proses tumbuh kembang anak yang biasa dilakukan secara tatap muka. Anak usia dini merupakan puncak keemasan dalam perkembangan. Karenanya pada usia ini anak memerlukan sentuhan kehangatan dan komunikasi yang intens baik verbal maupun non verbal. Selain itu anak usia dini memerlukan motivasi melalui permainanpermainan yang hanya bisa dilakukan secara tatap muka. Akibatnya proses tumbuh kembang anak yang menjadi program PAUD tidak optimal dilakukan, padahal peran Pendidikan Anak Usia Dini memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan potensi awal anak, untuk memenuhi tumbuh kembang anak agar memiliki kesiapan saat mengikuti pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14 dijelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu strategi pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan dalam membantu tumbuh kembang baik maupun rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya. Begitu pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini sebagai pondasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka guru harus bisa membuat menyajikan yang kreatif dan inovatif, agar tujuan Pendidikan Anak Usia Dini tetap dapat tercapai walaupun di tengah pandemi covid 19. Inovasi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu ide, gagasan, atau tindakantindakan tertentu dalam bidang pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah pendidikan. Inovasi dalam dunia pendidikan biasanya muncul dari adanya keresahan-keresahan pihak tertentu tentang penyelenggaraan pendidikan. Selain atas dasar tersebut, inovasi pembelajaran merupakan hal yang sangat penting karena bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan efektifitas dan efisiensi, menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembelajaran Daring via Whatsapp Group Aplikasi Whatsapp merupakan aplikasi social media yang cukup familiar di semu kalangan masyarakat. WhatsApp mempunyai banyak manfaat di masa pandemi ini terutama untuk pembelajaan daring. Aplikasi WhatsApp memiliki banyak fitur di antaranya adalah bisa mengirim pesan, voice note, berbagi foto, video, dan dokumen, terdapat groupy ang bisa menampung lebih dari 100 anggota grup. Karena cukup lengkap dan familiarnya aplikasi ini, maka Whatsapp menjadi salah satu media popoler dalam pembelajaran daring di semua jenjang pendidikan.
Dalam
hal ini Whatsapp group digunakan sebagai sarana komunikasi guru dan wali murid,
guru mengshare kegitan dan materi pembelajaran berupa foto maupun voice note.
Setelah anak-anak melakukan kegiatan dirumah dengan pendampingan orang tua,
maka orang tua melaporkannya di media Whattapp group ini juga. Pemanfaatan
Whatsapp group ini selaras dengan penelitian Media Setyana Hutami, dkk (2020,
pp. 126-130). Dalam penelitian ini disampaikan bahwa media Whatsapp group
digunakan sebagai strategi guru di taman kanak-kanak dalam memelihara
antusiasme peserta didik agar tetap semangat melakukan pembelajaran daring di
Era COVID-19. Awalnya guru memberikan materi kepada para siswanya yang ada di
group tersebut, kemudian guru memberikan intruksi untuk mengerjakan soal
mengenai materi tersebut. Setelah materi itu dikerjakan, orangtua kembali
melaporkan kerjaan anaknya melalui whatsapp group tersebut. Dalam melaporkan
tugas harus disertai dengan nama supaya guru bisa dengan mudah memberikan
penilaian kepada siswa yang berpartisipas dalam group tersebut. Pembelajaran
Daring via Google Classroom Google Classroom adalah layanan gratis yang
dikembangkan Google untuk sekolah yang ditujukan untuk menyederhanakan mendistribusikan,
dan menilai tugas dengan cara tanpa kertas (Sinuhaji, 2020).
Google
Classroom atau google kelas dapat dikatakan aplikasi yang dikembangkan secara
gratis. Aplikasi ini membantu guru dan peserta didik untuk berinteraksi secara
daring. Dalam aplikasi ini guru bisa mengirimkan tugas, file berupa dokumen,
video, foto maupun audio kepada peserta didik yang terdaftar dalam google
kelasnya. Google kelas sudah sering digunakan oleh dosen dan guru pendidikan
atas dalam pembelajaran sebelum pandemi covid 19. Google kelas masih jarang
digunakan oleh lembaga PAUD dalam proses pembelajarannya. Aplikasi google kelas
ini dipilih Karena semua file yang di upload disana tidak memenuhi memori
ponsel Karena secara otomatis akan tersimpan di google drive. Selain itu guru
juga dibekali pelatihan tentang pemanfaatn aplikasi kinemaster untuk mengedit
video yang telah dibuat oleh guru, agar video yang disampaikan kepada peserta
didik lebih menarik dan mudah diterima anak. Kendala utama dalam penggunaan
inovasi dengan menggunakan teknologi informasi adalah keterbatasan guru
terhadap penggunaan teknologi (literasi TIK masih rendah), kesulitan guru dalam
memahami aplikasi ini kepada orang tua, jaringan internet yang tidak stabil,
serta keterbatasan orang tua yang memiliki ponsel pintar dan paket data
internet yang memadai.
Home
Visit Home visit merupakan salah satu metode pembelajaran dimana guru
mengunjungi siswa di rumah masing-masing. Kegiatan home visit ini sudah sering
dilakukan oleh guru terutama di kelas bawah yakni PAUD dan SD. Kegiatan home
visit ini biasanya di lakukan kepada anak-anak yang butuh perhatian, sakit dan
lain sebagainya. Di masa pandemi covid 19 ini pembelajaran harus memenuhi
syarat physical distancing dan menghindari kerumunan, oleh Karena itu metode
home visit sebagai salah satu alternative metode pembelajaran di masa pandemi
ini, termasuk di PAUD Inklusi Saymara. Home visit sebagai sarana untuk
memonitoring perkembangan anak selama belajar dari rumah. Kegiatan home visit
yang dilakukan sudah atas persetujuan orang tua dimana sekolah membuat form
kesediaan untuk mengikuti kegiatan home visit. Adapun teknik pelaksanaan
kegiatan home visit adalah dengan penjadwalan yakni 1 hari guru melakukan home
visit kepada 1 anak, hal ini dilakukan agar proses pembelajaran selama di rumah
bisa berjalan dengan maksimal. Sebelum kegiatan home visit dimulai, guru
menyampaikan jadwal home visit kepada orang tua wali murid melalui media
groupWhatsapp, kemudian orang tua merespon jadwal tersebut dan diperbolehkan
untuk menukar jadwal apabila tidak bisa. Proses Home visit ini menjadi penting
dikarenakan salah satu cara agar aspek perkembangan anak bisa terus dimonitor
sehingga aktivitas belajar anak selama di rumah berhasil terlaksana dengan
baik.
Evaluasi
Perkembangan Anak via Google Form Penilaian merupakan proses pengukuran
terhadap hasil dari kegiatan belajar anak (Suminah, 2018). Penilaian kegiatan
belajar di PAUD menggunakan pendekatan penilaian otentik. Penilaian otentik
merupakan penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan
berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Selama pandemi covid 19 guru tidak bisa
bertemu secara tatap muka dengan anak didik karena anak belajar dari rumah.
Referensi:
Hutami, M. S., & Dkk.
(2020). Metode Pembelajaran Melalui Whatsapp Group Sebagai Antisipasi
Penyebaran Covid-19 pada AUD di TK ABA Kleco Kotagede. PAUDIA, 9(1).
Maryani, K. (2020).
Penilaian dan Pelaporan Perkembangan Anak saat Pembelajaran di rumah di masa
pandemic covid 19. Murham: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1).
Pujiati, & Dkk. (2018).
Membangun Keterlibatan Orang Tua dalam pembelajarann Bahasa Inggris, melalui
Aplikasi Google Classroom di Kecamatan Cibinong. Prosiding Seminar Nasional
Desain Dan Arsitektur (SENADA), 1(10).
Sinuhaji, J. (2020).
Mengenal Google Classroom hingga Cara Menggunakannya, Aplikasi yang Digunakan
untuk Belajar Online. 13 Juli 2020.
Suminah, E. (2018).
Penilaian Pembelajaran PAUD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahyuni. (2018). Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PAUD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar