Laman

Minggu, 13 September 2015

Pola-Pola Pesantren di Kampus Islam


Berbicara kampus yang berlabelkan islam, tentu banyak sekali ditemukan aktifitas keagamaan islam baik yang dilakukan oleh mahasiswa maupun oleh dosen. Ciri khas perguruan tinggi keislaman terletak pada focus keilmuan yang berada di fakultas dan jurusan. Fakultas yang menonjolkan keislamannya seperti fakultas syari’ah, fakultas adab, fakultas dawah, fakultas ushuludin dan lain sebagainya. Fakultas-fakultas inilah yang menjadi ciri kampus keagamaan islam yang sangat menonjol dibandingkan dengan kampus umum lainnya. Namun dengan berjalannya waktu, munculah berbagai akulturasi keilmuan umum dan agama, sehingga muncul fakultas-fakultas umum seperti fakultas tehnik, fakultas kedokteran, fakultas kesehatan, Fakultas MIPA, Informatika dan lain sebaginya. Hal ini akan semakin memperkaya khasanah keilmuan di kampus keislaman, sehingga akan membawa perubahan yang semakin maju. Namun ternyata akulturasi keilmuan yang seharusnya memberikan dampak fositif dan lebih mengedepankan keterbukaan, ternyata tidak serta merta merubah watak kampus tersebut menjadi lebih bijaksana dalam menerima segala perbedaan. Masih tetap saja pola-pola pesantren yang muncul dan bahkan semakin dominan.


Pesantren meruapakan lembaga tertua yang ada di negeri ini dengan pimpinannya sering disebut Kiyai (KH). Terdapat dua macam pesantren di negeri ini yaitu pesantren salafi dan pesantren modern. Jika pesantren modern memiliki sifat-sifat keterbukaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di luar. Berbeda halnya dengan pesnatren salafi yang cenderung lambat dalam menerima perubahan dan bahkan cenderung “anti” perubahan. Hal ini bukan tanpa dasar, dimana pesantren salafi banyak mempertahankan ide-ide tradisional yang lokalistik dan familistik sebagai penguasa wilayah. sehingga jika terjadi perubahan maka akan sangat lambat dan bahkan menjadi pamali. Pola ini ternyata banyak ditemukan dalam kehidupan kampus . Perubahan-perubahan yang mengarah pada kemajuan banyak sekali pertentangan-pertentangan, sehingga tidak sedikit memunculkan kelompok-kelompok yang saling “membenci” satu sama lain.  


Pada pesantren modern, karena keterbukaan biasanya banyak sekali menerima sumber daya yang berasal dari luar lingkungannya, dari luar nasabnya dan bahkan lintas madzhab dan lintas organisasi. Namun dalam pesantren salafi begitu kental dengan ketunggalan. Tunggal dalam sumber daya artinya jarang sekali ditemukan dalam pesantren salafi yang diluar nasabnya, bahkan garis lurus berdasarkan keturunan ayah ibunya atau mantunya. Pola seperti ini ternyata ditemukan di kampus keislaman. Pola-pola satu nasab dalam satu fakultas, satu jurusan, satu unit banyak ditemukan. Bukan hanya satu atau dua orang, bahkan ada yang sampai lima orang dan bahkan bisa lebih. Pola recruitment kampus yang tidak terbuka seperti ini yang pada akhirnya penguasa kampus bebas membawa siapapun yang dia kehendaki.


Pola satu organisasi atau satu madzhab juga sangat terlihat. Biasanya pesantren salafi tidak mengenal berbagai organisasi didalamnya, hanya satu organisasi dan itu sangat patuh dan taat terhadap filosofi organisasi yang difahaminya. Di beberapa kampus islam, ketika pimpinan bergabung dengan salah satu organisasi, maka pejabat yang ada di bawahnya merupakan organisasi yang berada didalam lingkarannya. Sangat susah untuk menerima dan menempatkan pejabat dari lingkaran organisasi lainnya apalagi organisasi tersebu merupakan “pesaing” dari organisasi tersebut.


Selayaknya sebuah institusi perguruan tinggi yang mengedepankan etika akademik, tentunya harus menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman. Beragam dari keilmuan, organisasi, pemahaman, filosofi sehingga memunculkan satu wibawa akademik yang layak ditiru dan dikembangkan di masyarakat.




Gagasan Laboratorium Penelitian

Riset, Sebuah Keharusan

Pembelajaran Berorientasi Mahasiswa

Jangan Mengejar Jabatan

Jadikan Kampus tempat Ibadah



Bagi sebagaian orang, menjadi Pegawai Negeri Sipil merupakan hal yang diharapkan, terlebih memiliki masa depan yang cerah yakni memperoleh pensiunan di hari tua. Artinya PNS memperoleh jaminan pemerintah bila suatu saat umurnya masih panjang maka kehidupannya akan dijamin oleh pemerintah melalui pembayaran pensiunan. Jika seorang PNS memiliki niat seperti itu, maka sangatlah keliru. Masa hidup di dunia ini Negara yang menjamin walaupun memang Negara memiliki kewajiban mensejahterkan kehidupan rakyatna. Padahal sebetulnya jaminan bagi seluruh ummat manuasia bukanlah pemerintah, namun sesungguhnya adalah sang pencipta, sang Illahi yang maha kaya, yang maha memiliki semua dan mengatur seluruh rizki manusia. Seorang PNS janganlah melakukan hal yang sia-sia dan dibebankan dengan berbagai pikiran yang menimbulkan ketidakmampuan berkreasi dan berkarya. PNS sudah selayaknya berkarya dan berkreasi, sehingga masyarakat dapat merasakan dampaknya. Dampak itulah yang dinamakan pekerjaan yang memiliki nilai keberkahan.

Aip, Bekal Sukses Itu Bernama "PD"

Dear Aip,
Kita adalah RAJA dari pikiran
kita sendiri.

Oleh sebab itu usahakanlah selalu
berprasangka positif, dan hindari
pikiran negatif.

Sebagai 'raja' yang baik, kita
harus mampu untuk slalu memilih
respon positif, meski di tengah
lingkungan paling buruk sekalipun!

Jangan pernah berkata atau merasa
'aku gak layak..'  Bercita-citalah
yang besar... berpikirlah maju!

Kita tidak diciptakan untuk menjadi
kalah, tapi diciptakan untuk
memberikan kemenangan! :-)

Salam Luar Biasa dari sahabatmu,

Ahira

Memaknai Arti Kehilangan

Untuk temanku Aip yang baik hatinya...
 
Di bawah adalah artikel terbaru yang saya buat
hari ini. Silakan dibaca, semoga bermanfaat! :-)

Temanmu,
Anne Ahira
 
Ada seorang perempuan yang merasa sangat
kehilangan saat ditinggal mati suami yang
sangat dicintainya.

Demikian besar rasa cintanya, sehingga ia
memutuskan untuk mengawetkan mayat
suaminya dan meletakkannya di dalam kamar.

Setiap hari, dia menangisi suaminya yang telah
menemaninya bertahun-tahun. Wanita itu
merasa dengan kematian suaminya, maka tidak
ada lagi makna dari hidup yang dijalaninya.

Cerita tentang wanita itu terdengar oleh seorang
pria bijak yang juga terkenal memiliki kesaktian
yang tinggi. Didatanginya wanita tersebut, dan
dia mengatakan bisa menghidupkan kembali
suaminya. Dengan syarat dia meminta
disediakan beberapa bumbu dapur yang mana
hampir setiap rumah memilikinya.

Namun, ada syarat lain, bumbu dapur tersebut
harus diminta dari rumah yang anggota keluarganya
belum pernah ada yang meninggal dunia sama
sekali.

Mendengar hal itu, muncul semangat di hati
sang wanita tersebut. Dia berkeliling ke semua
tetangga dan berbagai penjuru tempat. Setiap
rumah memiliki bumbu dapur yang diminta oleh
si orang bijak, tapi setiap rumah mengaku
pernah mengalami musibah ditinggal mati oleh
kerabatnya. Entah itu orang tua, suami, nenek,
kakek, adik, bahkan ada yang anaknya sudah
meninggal.

Waktu berjalan dan tidak ada satu pun rumah
yang didatanginya bisa memenuhi syarat yang
dibutuhkan.

Hal ini menjadikan wanita tersebut sadar, bahwa
bukan hanya dirinya yang ditinggal mati oleh
orang yang disayanginya.

Akhirnya, dia kembali mendatangi si orang
bijak dan menyatakan pasrah akan kematian
suaminya. Hingga kemudian dia menguburkan
mayat suaminya, dan menyadari bahwa semua
orang pasti pernah mengalami masalah
sebagaimana yang dihadapinya.

Pesan dari kisah di atas adalah, jangan pernah
menganggap bahwa masalah yang ada pada
kita merupakan masalah yang paling besar,
sehingga kita mengorbankan waktu hanya untuk
terus meratapi musibah tersebut.

Yakinlah, bahwa semua orang di dunia ini
pernah mengalami musibah,  apapun bentuknya.
Yang membedakan adalah bagaimana
seseorang menghadapi dan menyikapi
masalah yang ada pada dirinya. :-)