Laman

Senin, 20 Desember 2021

PENERAPAN FILSAFAT DAN IDEOLOGI DALAM INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Abstrak

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Dalam Ilmu PAUD sudah tentu adanya campur tangan Filsafat, karena didalam PAUD terdapat satu kehidupan dan yang Hidup, Yang Eksistensinya harus dicermati dan dilakukan penelitian, mencari tahu asal muasal, pertumbuhan dan perkembangannya. sejalan Perkembangan zaman, Filusuf tidak hanya memikirkan sesuatu benda kecil disulap menjadi sesuatu yang maha dahsyat seperti bom atom atau nuklir. Namun ada juga filsuf yang memikirkan bagaimana mahluk hidup ciptaan tuhan yang mulai lahir hingga usia 8 tahun  dapat berkembang dan menjalani hidup melalui perkembangan yang sistematis dan berurut.. Filsafat pendidikan anak usia dini berupaya mengungkap dan mengkaji realitas proses pendidikan anak. Pelaksanaan pendidikan anak usia dini harus berbasis filsafat dan teori pendidikan yang sesuai dengan tumbuh kembang anak. Dengan demikian, praktik pendidikan mempunyai arah yang jelas, tujuan yang relevan dengan sifat, kebutuhan dan perkembangan anak. Anak akan diperlakukan sesuai dengan situasi dan kondisi kehidupannya

A.   Pendahuluan

Kata filsafat berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Yunani, dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, sedangkan dalam bahasa Yunani philein atau philos dan sofein atau sophi. Adapula yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa arab, yaitu falsafah, yang artinya al-hikmahPhilos, artinya cinta, sedangkan Sophia, artinya kebijaksanaan. Dengan demikian, filsafat dapat diartikan  “cinta kebijaksanaan atau al-hikmah.” Orang yang mencintai atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran disebut filsuf. Filsuf selalu belajar dan mencari kebenaran dan kebijaksanaan tanpa mengenal batas. Mencari kebenaran dengan pendekatan filosofis yang radikal dan kontemplatif, yaitu mencari kebenaran hingga keakar-akarnya yang dilakukan secara mendalam.

Filsafat adalah pengetahuan tentang cara berfikir terhadap segala sesuatu atau sarwa sekalian alam. Artinya, materi pembicaraan filsafat adalah segala hal yang menyangkut keseluruhan yang bersifat universal. Dengan demikian, pencarian kebenaran filosofis tidak pernah berujung dengan kepuasan dan tdak mengenal pemutlakan kebenaran. Bahkan, untuk suatu yang “sudah” dianggap benar pun, kebenarannya masih diragukan. Dikatakan tidak mengenal kata puas karena kebenaran akan mengikuti situasi dan kondisi dan alam pikiran manusia yang haus dengan pengetahuan (Salahudin, 2018)..

Filsafat adalah pencarian kebenaran dengan cara berfikir sistematis yang dilakukan secara teratur mengikuti sistem  yang berlaku sehingga tahapan-tahapannya mudah diikuti. Berfikir sistematis senantiasa mengikuti aturan logika yang benar normatif, artinya cara berfikir yang mengikuti premis-premis tertentu, misalnya menarik kesimpulan dari pemikiran umum kea rah pemikiran khusus atau sebaliknya dari pemikiran khusus menuju pemikiran umum. Keduanya lebih dikenal dengan logika deduktif dan induktif. Sistematika berfikir normatif disusun dengan struktur dan retorika yang sinergis sehingga berfilsafat bukan menambah kebingungan orang lain yang diajak berkomunikasi tetapi menjadikannya lebih komunikatif dan efektif (Salahudin, 2018).

Segala sesuatu yang ada adalah sesuatu yang keberadaanya pasti, artinya ada dengan sendirinya dan keberadaannya tidak disebabkan oleh keberadaan lain yang disebut wajib ada. Ada yang wajib ada, keberadaannya tidak disebabkan oleh kemungkinan lain. Adapun yang mungkin ada, keberadaannya bergantung pada berbagai kemungkinan, misalnya keberadaan manusia karena manusia diciptakan oleh sang pencipta yang mahaada. Adapun sang pencipta itu wajib ada.

Hal-hal yang material dan metafisika menjadi objek material filsafat. Filsafat menyatakan seluruh yang ada dan yang mungkin ada sebagai realita yang sebenarnya sebagaimana hakikat segala sesuatu berada pada sesuatu itu sendiri. Diluar substansi Sesutu bukanlah hakikat yang sebenarnya. Kebenaran hakiki tersebut benar-benar nyatadan tidak diganggu oleh keraguan jiwa dan pikiran manusia.

Filsafat mempertanyakan setiap eksistensi sehingga melahirkan pendekatan epistemologis. Episteme artinya knowledge, yaitu pengetahuan, logos berarti theori. Dengan demikian, epistemologi berarti “teori pengetahuan” atau teori tentang metode, cara dan dasar dari ilmu pengetahuan, atau studi tentang hakikat tertinggi, kebenaran, dan batasan ilmu manusia. Epistemologi adalah cabang filsafat yang meneliti asal, struktur, metode-netode, dan kesahihan pengetahuan. Istilah “epistemologi” pertama kali dipakai oleh J.F. Ferrier, institutes of Metaphysics (1854 M) yang membedakan dua cabang filsafat. Epistemologi berbeda dengan logika. Logika merupakan sains formal (formal Science) yang berkenaan dengan prinsip-prinsip penalaran yang sahih, sedangkan epistemologi adalah sains filosofis  (philosophical science) tentang asal usul pengetahuan dan kebenaran. Puncak pengkajian epistemologi adalah kebenaran yang membawa kita ke pintu metafisika.

B.    Konsep Filsafat Pendidikan

Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya, paling unik, penuh dinamika dalam perkembangannnya dan memiliki potensi untuk mengembangkan dirinya yang dianugerahkan kepadanya bila mendapatkan layanan yang sesuai. Sebagai manusia, semenjak berusia dini mereka telah dibekali dengan berbagai potensi-potensi yang perlu dikembangkan agar kelak dapat menjalankan fungsi dan perannya sebagai manusia secara efektif dan produktif dalam menjalami kehidupan sehari-hari. Begitu pentingnya peran anak, para ahli pendidikan anak telah berusaha mencari jawaban yang akurat tentang anak. Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan tentang anak.

Filsafat pendidikan adalah teori atau ideologi pendidikan yang muncul dari sifat filsafat seorang pendidik, dari pengalaman-pengalamnnya dalam pendidikan dan kehidupan dari kajiannya tentang berbagai ilmu yang berhubungan dengan pendidikan, dan berdasar itu pendidik dapat mengetahui sekolah berkembang

Sementara itu metodologi dalam filsafat terbagi kedalam 3 hal yakni: Metode Deduksi, Metode berfikir yang menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum kemudian menerapkannya pada sesuatu yang bersifat khusus. Metode Induksi, Metode berfikir dalam menarik kesimpulan dari prinsip khusus, kemudian menerapkannya pada sesuatu yang bersifat khusus. Metode Dialektik, Metode berfikir yang menarik kesimpulan melalui tiga tahap atau jenjang, yaitu, tesis, antithesis, dan sintesis.

Ada juga yang mengatakan bahwa metode filsafat adalah: ontology, epistemology, dan aksiologi, selain itu ada juga metode lain yang diterapkan oleh filsuf antara lain, Plato, membahas filsafat dengan metode dialektik, yaitu metode dialogis. Aristoteles menerapkan metode silogisme atau logika. Dan masih banyak lagi metode yang diterapkan oleh para filsuf dalam membahas filsafat.

C.   Penerapan Filsafat Pada PAUD menurut para Tokoh

Pada dasarnya segala sesuatu memiliki sejarah yang menarik untuk diketahui, tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Sebagai seorang dosen yang profesional khususnya dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tentunya harus mempelajari dan memahami mengenai sejarah dari PAUD. Dalam Morrison mengungkapkan bahwa seorang guru akan jauh lebih pandai dan efektif apabila mengetahui sejarah dari profesinya (Morison, 2012). Mengetahui sejarah dari profesi yang ditekuni dapat menjadi pendukung bagi kita untuk menjadi seorang ahli. Ketika kita mengetahui mengenai keyakinan, ide-ide, dan prestasi yang tersirat dalam cerita sejarah dari tokoh-tokoh yang telah mendedikasikan hidupnya bagi perkembangan pendidikan anak-anak, maka kita akan menyadari bahwa banyak program pendidikan bagi anak yang ada di masa kini dibuat berdasarkan keyakinan tentang cara anak belajar, tumbuh, dan berkembang yang telah ada dan berkembang sejak lama. Berikut merupakan beberapa tokoh ternama yang memiliki pengaruh dalam berkembangnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):

1.      Johann Heinrich Pestalozzi

adalah seorang ahli pendidikan Swiss yang hidup antara 1746-1827. Pestalozzi adalah seorang tokoh yang memiliki pengaruh cukup besar dalam dunia pendidikan. Pestalozzi berpandangan bahwa anak pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa masing-masing tahap pertumbuhan dan perkembangan seorang individu haruslah tercapai dengan sukses sebelum berlanjut pada tahap berikutnya. Permasalahan yang muncul dalam suatu tahap perkembangan akan menjadi hambatan bagi individu tersebut dalam menyelesaikan tugas perkembangannya dan hal ini akan memberikan pengaruh yang cukup besar pada tahap berikutnya.

Pestalozzi memiliki keyakinan bahwa segala bentuk pendidikan adalah berdasarkan pengaruh panca indera, dan melalui pengalaman-pengalaman tersebut potensi-potensi yang dimiliki oleh seorang individu dapat dikembangkan. Pestalozzi percaya bahwa cara belajar yang terbaik untuk mengenal berbagai konsep adalah dengan melalui berbagai pengalaman antara lain dengan menghitung, mengukur, merasakan dan menyentuhnya (Pradja, 2000).

Pandangannya tentang tujuan pendidikan ialah memimpin anak menjadi orang yang baik dengan jalan mengembangkan semua daya yang dimiliki oleh anak. Ia memandang bahwa segala usaha yang dilakukan oleh orang dewasa harus disesuaikan dengan perkembangan anak menurut kodratnya, sebab pendidikan pada hakekatnya adalah suatu usaha pemberian pertolongan agar anak dapat menolong dirinya sendiri di kemudian hari. Pandangan Pestalozzi tentang anak dapat disimpulkan bahwa anak harus aktif dalam menolong atau mendidik dirinya sendiri. Selain itu perkembangan anak berlangsung secara teratur, maju setahap demi setahap, implikasi atau pengaruhnya adalah bahwa pembelajaran pun harus maju teratur selangkah demi selangkah.

Selain itu Pestalozzi memandang bahwa keluarga merupakan cikal bakal pendidikan yang pertama, sehingga baginya seorang ibu memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam memberikan dasar-dasar pendidikan yang pertama bagi anak-anaknya. Dari pandangannya tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan terutama lingkungan keluarga memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk kepribadian seorang anak pada awal kehidupannya. Kasih sayang yang didapatkan anak dalam lingkungan keluarganya akan membantu mengembangkan potensinya. Dalam pandangan Pestalozzi kecintaan yang diberikan ibu kepada anaknya akan memberikan pengaruh terhadap keluarga, serta menimbulkan rasa terima kasih dalam diri anak. Pada akhirnya, rasa terima kasih tersebut akan menimbulkan kepercayaan anak terhadap Tuhan. Dari uraian di atas, nampak bahwa Pestalozzi menghendaki bentuk pendidikan yang harmonis yang seimbang antara jasmani, rohani, sosial dan agama

2.      Maria Montessori

Maria Montessori hidup sekitar tahun 1870-1952. Ia adalah seorang dokter dan ahli tentang manusia yang berasal Italia. Pemikiran-pemikiran serta metode yang dikembangkannya masih populer di seluruh dunia. Pandangan Montessori tentang anak tidak terlepas dari pengaruh pemikiran ahli yang lain yaitu Rousseau dan Pestalozzi yang menekankan pada pentingnya kondisi lingkungan yang bebas dan penuh kasih agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal. Montessori memandang perkembangan anak usia prasekolah/ TK sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Ia memahami bahwa pendidikan merupakan aktivitas diri yang mengarah pada pembentukan disiplin pribadi, kemandirian dan pengarahan diri.

Menurut Montessori, persepsi anak tentang dunia merupakan dasar dari ilmu pengetahuan. Untuk itu ia merancang sejumlah materi yang memungkinkan indera seorang anak dikembangkan. Dengan menggunakan materi untuk mengoreksi diri, anak menjadi sadar terhadap berbagai macam rangsangan yang kemudian disusun dalam pikirannya. Montessori mengembangkan alat-alat belajar yang memungkinkan anak untuk mengeksplorasi lingkungan. Pendidikan Montessori juga mencakup pendidikan jasmani, berkebun dan belajar tentang alam (Pradja, 2000).

Montessori beranggapan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya untuk membantu perkembangan anak secara menyeluruh dan bukan sekedar mengajar. Spirit atau nilai-nilai dasar kemanusiaan itu berkembang melalui interaksi antara anak dengan lingkungannya. Montessori meyakini bahwa ketika dilahirkan, anak secara bawaan sudah memiliki pola perkembangan psikis atau jiwa. Pola ini tidak dapat teramati sejak lahir. Tetapi sejalan dengan proses perkembangan yang dilaluinya maka akan dapat teramati. Anak memiliki motif atau dorongan yang kuat ke arah pembentukan jiwanya sendiri (self construction) sehingga secara spontan akan berusaha untuk membentuk dirinya melalui pemahaman terhadap lingkungannya.

Montessori menyatakan bahwa dalam perkembangan anak terdapat masa peka, suatu masa yang ditandai dengan begitu tertariknya anak terhadap suatu objek atau karakteristik tertentu serta cenderung mengabaikan objek yang lainnya. Pada masa tersebut anak memiliki kebutuhan dalam jiwanya yang secara spontan meminta kepuasan.  Masa peka ini tidak bisa dipastikan kapan timbulnya pada diri seorang anak, karena bersifat spontan dan tanpa paksaan. Setiap anak memiliki masa peka yang berbeda. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa jika masa pekatersebut tidak dipergunakan secara optimal maka tidak akan ada lagi kesempatan bagi anak untuk mendapatkan masa pekanya kembali. Tetapi meskipun demikian, guru dapat memprediksi atau memperkirakan timbulnya masa peka pada seorang anak dengan melihat minat anak pada saat itu.

Berkaitan dengan hal tersebut maka tugas seorang guru adalah mengamati dengan teliti perkembangan setiap muridnya yang berhubungan dengan masa pekanya. Kemudian guru dapat memberikan stimulasi atau rangsangan yang dapat membantu berkembangnya masa peka anak sesuai dengan fungsinya.

Anak memiliki kemampuan untuk membangun sendiri pengetahuannya, dan hal tersebut dilakukan oleh anak mulai dari awal sekali. Gejala psikis atau kejiwaan yang memungkinkan anak membangun pengetahuannya sendiri dikenal dengan istilah jiwa penyerap (absorbent mind). Dengan gejala psikis/kejiwaan tersebut anak dapat melakukan penyerapan secara tidak sadar terhadap lingkungannya, kemudian menggabungkannya dalam kehidupan psikis/jiwanya. Seiring dengan perkembangannya, maka proses penyerapan tersebut akan berangsur disadari.

3.      Friendrich Wilheim August Froebel

Froebel yang bernama lengkap Friendrich Wilheim August Froebel, lahir di Jerman pada tahun 1782 dan wafat pada tahun 1852. Pandangannya tentang anak banyak dipengaruhi oleh Pestalozzi serta para filsuf Yunani. Froebel memandang anak sebagai individu yang pada kodratnya bersifat baik. Sifat yang buruk timbul karena kurangnya pendidikan atau pengertian yang dimiliki oleh anak tersebut.

Setiap tahap perkembangan yang dialami oleh anak harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh. Anak memiliki potensi, dan potensi itu akan hilang jika tidak dibina dan dikembangkan. Tahun-tahun pertama dalam kehidupan seorang anak amatlah berharga serta akan menentukan kehidupannya di masa yang akan datang. Oleh karenaitu masa anak merupakan masa emas (The Golden Age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase/tahap yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase/tahap inilahterjadinya peluang yang cukup besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang.

Pendidikan keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak dalam kehidupannya, sangatlah penting, karena kehidupan yang dialami oleh anak pada masa kecilnya akan menentukan kehidupannya di masa depan. Froebel memandang pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara wajar. Ia menggunakan taman sebagai simbol dari pendidikan anak. Apabila anak mendapatkan pengasuhan yang tepat, maka seperti halnya tanaman muda akan berkembang secara wajar mengikuti hukumnya sendiri. Pendidikan taman kanak-kanak harus mengikuti sifat dan karakteristik anak. Oleh sebab itu bermain dipandang sebagai metode yang tepat untuk membelajarkan anak, serta merupakan cara anak dalam meniru kehidupan orang dewasa di sekelilingnya secara wajar. Froebel memiliki keyakinan tentang pentingnya belajar melalui bermain.

4.      Jean Jacques Rousseau

Jean Jacques Rousseau yang hidup antara tahun 1712 sampai dengan tahun 1778, dilahirkan di Geneva, Swiss, tetapi sebagian besar waktunya dihabiskan di Perancis. Rousseau menyarankan konsep “kembali ke alam” dan pendekatan yang bersifat alamiah dalam pendidikan anak. Bagi Rousseau pendekatan alamiah berarti anak akan berkembang secara optimal, tanpa hambatan. Menurutnya pula bahwa pendidikan yang bersifat alamiah menghasilkan dan memacu berkembangnya kualitas semacam kebahagiaan, spontanitas dan rasa ingin tahu. Rousseau percaya bahwa walaupun kita telah melakukan kontrol terhadap pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sosial dan melalui indera, tetapi kita tetap tidak dapat mengontrol pertumbuhan yang sifatnya alami.

Untuk mengetahui kebutuhan anak, guru harus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan anak-anak. Tujuannnya adalah agar guru dapat memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat anak. Jadi yang menjadi titik pangkal adalah anak. Tujuan pendidikan menurut gagasan Rousseau adalah membentuk anak menjadi manusia yang bebas. Rousseau memiliki keyakinan bahwa seorang ibu dapat menjamin pendidikan anaknya secara alamiah. Ia berprinsip bahwa dalam mendidik anak, orang tua perlu memberi kebebasan pada anak agar mereka dapat berkembang secara alamiah 

5.      Jean Piaget

Jean Piaget bersama dengan Lev Vigotsky adalah dua orang ahli psikologi yang pertama kali mencetuskan teori kontruktivisme . Pada dasarnya paham konstruktivis ini mempunyai asumsi bahwa anak adalah pembangun pengetahuan yang aktif. Anak mengkonstruksi/membangun pengetahuannya berdasarkan pengalamannya. Pengetahuan tersebut diperoleh anak dengan cara membangunnya sendiri secara aktif melalui interaksi yang dilakukannya dengan lingkungan. Menurut paham ini anak bukanlah individu yang bersifat pasif, yang hanya menerima pengetahuannya dari orang lain. Anak adalah makhluk belajar yang aktif yang dapat mengkreasi/mencipta dan membangun pengetahuannya sendiri.

Para ahli konstruktif meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak memahami dunia di sekeliling mereka. Pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya anak, orang dewasa dan lingkungan. Anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap dunia. Mereka memahami apa yang terjadi di sekeliling mereka dengan mensintesa pengalaman-pengalaman baru dengan apa yang telah mereka pahami sebelumnya.

Contoh berikut ini akan membantu Anda untuk memahami pandangan ini. Seorang anak TK yang keluarganya memiliki seekor anjing berjalan-jalan dengan mengendarai mobil bersama keluarganya. Mereka melintasi seekor sapi di suatu lapangan. Anak itu menunjuk dan mengatakan “anjing”. Orang tuanya memberitahukan anak tersebut bahwa binatang tersebut bukanlah seekor anjing melainkan sapi dan bahwa sapi berbeda dengan anjing.

Informasi yang baru tersebut akan dicerna dengan apa yang telah diketahui dan penyesuaian mental akan terbentuk. Meskipun anak harus membangun sendiri pemahaman, pengetahuan, dan pembelajaran mereka, peran orang dewasa sebagai fasilitator dan mediator sangatlah penting.

Berdasarkan asumsi tadi nampak bahwa pendekatan ini menekankan pada pentingnya keterlibatan anak dalam proses pembelajaran. Untuk itu maka guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, akrab, dan hangat melalui kegiatan bermain maupun berinteraksi dengan lingkungan sehingga dapat merangsang partisipasi aktif dari anak.

Piaget dan Vigotsky sama-sama menekankan pada pentingnya aktivitas bermain sebagai sarana untuk pendidikan anak, terutama yang berkaitan dengan pengembangan kapasitas berfikir. Lebih jauh mereka berpendapat bahwa aktivitas bermain juga dapat menjadi akar bagi perkembangan perilaku moral. Hal itu terjadi ketika dihadapkan pada suatu situasi yang menuntut mereka untuk berempati serta memenuhi aturan dan perannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Interaksi yang dilakukan anak dengan lingkungan sekitarnya, baik itu orang dewasa maupun anak-anak yang lainnya dapat memberikan bekal yang cukup berharga bagi anak, karena dapat membantu mengembangkan kemampuan berbahasa, berkomunikasi serta bersosialisasi, dan yang tidak kalah pentingnya adalah melalui interaksi tersebut anak akan belajar memahami perasaan orang, menghargai pendapat mereka, sehingga secara tidak langsung anak juga berlatih mengekspresikan/menunjukkan emosinya.

6.      Ki Hadjar Dewantara

Nama aslinya adalah Suwardi Suryaningrat lahir pada tanggal 2 Mei 1899. Ki Hadjar memandang anak sebagai kodrat alam yang memiliki pembawaan masing-masing serta kemerdekaan untuk berbuat serta mengatur dirinya sendiri. Akan tetapi kemerdekaan itu juga sangat relatif karena dibatasi oleh hak-hak yang patut dimiliki oleh orang lain.

Anak memiliki hak untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, sehingga anak patut diberi kesempatan untuk berjalan sendiri, dan tidak terus menerus dicampuri atau dipaksa. Pamong hanya boleh memberikan bantuan apabila anak menghadapi hambatan yang cukup berat dan tidak dapat diselesaikan. Hal tersebut merupakan cerminan dari semboyan “tut wuri handayani”.

Ki Hadjar juga berpandangan bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah lahir dan batin, serta dapat memerdekakan diri. Kemerdekaan itu hendaknya diterapkan pada cara berfikir anak yaitu agar anak tidak selalu diperintahkan atau dicekoki dengan buah pikiran orang lain saja tetapi mereka harus dibiasakan untuk mencari serta menemukan sendiri berbagai nilai pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan pikiran dan kemampuannya sendiri.

Uraian di atas memperlihatkan bahwa Ki Hadjar memandang anak sebagai individu yang memiliki potensi untuk berkembang, sehingga pemberian kesempatan yang luas bagi anak untuk mencari dan menemukan pengetahuan, secara tidak langsung akan memberikan peluang agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal. Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa anak lahir dengan kodrat atau pembawaannya masing-masing. Kekuatan kodrati yang ada pada anak ini tiada lain adalah segala kekuatan dalam kehidupan batin dan lahir anak yang ada karena kekuasaan kodrat (karena faktor pembawaan atau keturunan yang ditakdirkan secara ajali).

Kodrat anak bisa baik dan bisa pula sebaliknya. Kodrat itulah yang akan memberikan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan pemahaman seperti di atas, Dewantara memandang bahwa pendidikan itu sifatnya hanya menuntun bertumbuhkembangnya kekuatan-kekuatan kodrati yang dimiliki anak. Pendidikan sama sekali tidak mengubah dasar pembawaan anak, kecuali memberikan tuntunan agar kodrat-kodrat bawaan anak itu bertumbuhkembang ke arah yang lebih baik.

Pendidikan berfungsi menuntun anak yang berpembawaan tidak baik menjadi lebih berkualitas lagi disamping untuk mencegahnya dari segala macam pengaruh jahat. Dengan demikian, tujuan pendidikan itu adalah untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar ia sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaaan yang setinggi-tingginya dalam hidupnya.”

Demikian beberapa pendapat para ahli yang telah mengungkapkan pendapatnya mengenai hakekat anak. Semoga kita selaku mahasiswa dan pendidik anak usia dini setelah membaca pendapat para ahli dapat memahami bagaimana sebaiknya memperlakukan anak usia dini, sebesar apa perhatian yang harus kita curahkan kepada mereka. Dan bagaimana cara membelajarkan mereka, agar mereka dapat tumbuh kembang sesuai usinya, dan mereka dapat menikmati dunia mereka yaitu dunia anak.

 

Referensi

Morison, G. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. PT. Indeks.

Pradja, J. S. (2000). Aliran-aliran Filsafat dan Etika. Yayasan Piara.

Salahudin, A. (2018). Filsafat Pendidikan. Pustaka Setia.

Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan, Bandung : Refika Aditama

Mulyasa, H.E,. 2014. Manajemen PAUD. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Nur’aeni. 1997. Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Patilima Hamid. 2015. Resiliensi Anak Usia Dini. Bandung : Alfabeta

Semiawan C. Conny. 2009. Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta : PT.Indeks

Suyadi & Ulfah Maulidya. 2013. Konsep Dasar PAUD. Bandung : PT Remaja Rosdakarya


INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP EVALUASI

 Abstrak 

Inovasi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu ide, gagasan, atau tindakantindakan tertentu dalam bidang pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah pendidikan. Inovasi dalam dunia pendidikan biasanya muncul dari adanya keresahan-keresahan pihak tertentu tentang penyelenggaraan pendidikan. Selain atas dasar tersebut, inovasi pembelajaran merupakan hal yang sangat penting karena bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan efektifitas dan efisiensi, menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran merupakan salah satu aspek inti dalam pendidikan, pembelajaran didalamnya mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pembelajaran yang baik dapat diketahui tatkala evaluasi telah dilakukan, adapun evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Dalam Pembelajaran di PAUD, evaluasi memiliki kedudukan yang sangat penting untuk mengukur dan menilai sejauh mana keberhasilan pendidikan itu dilaksanakan. 

A. Pendahuluan 

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam membentuk sebuah peradaban bangsa. Pendidikan akan melahirkan perubahan dan penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting yaitu guru. Sehubungan dengan hal tersebut profesionalisme guru kini semakin menyeruak ke ruang publik seiring dengan meningkatnya tuntutan akan mutu pendidikan. Guru akhirnya menjadi sorotan karena merekalah yang menjadi patokan terdepan yang berinteraksi langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini, guru dituntut untuk mengembangkan keahlian, pengetahuan dan melahirkan hal-hal baru. Guru yang mampu berinovasi berarti menandakan guru tersebut bisa mengemangkan ideide kreatif yang mreka miliki. Kemampuan utama yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah dalam strategi pembelajaran. Artinya seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang akan diajarkannya, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan pengetahaun tersebut pada peserta didik. Sehingga tidak berlebihan ketika ada pakar pendidikan mengatakan : ”metode lebih penting daripada materi, dan guru lebih penting daripada metode dan materi”. Ada pula yang mengatakan “bahwa maju mundurnya sebuah institusi pendidikan itu ditentukan oleh pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas”. Mengingat kondisi para pendidik dan calon pendidik yang demikian, maka usaha untuk mendalami serta mengaplikasikan pembelajaran inovatif menjadi salah satu alternatif. Pembelajaran inovatif berimplikasi dapat meningkatkan gairah mengajar bagi guru itu sendiri dan gairah belajar bagi peserta didik. 6 Perubahan paradigma ini dapat diartikan sebagai perubahan pola pikir terhadap proses pembelajaran. Menurut Ida Putu Arnyana, perubahan paradigma terjadi diantara lain : Dari peran guru sebagai pentransfer ke fasilitator, pembimbing dan konsultan, Dari peran guru sebagai sumber belajar menjadi kawan belajar. Dari belajar dijadwal ketat menjadi terbuka fleksibel sesuai keperluan. Dari belajar berdasarkan fakta menuju berbasis masalah dan proyak. Dari belajar berbasis teori menuju dunia tindakan nyata serta refleksi Setiap metode pembelajaran yang membantu siswa melakukan kegiatan dan akhirnya siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan yang mereka pelajari dengan baik dan dapat dikatakan sebagai metode yang aktif dan konstruktivistik (Aryana, 2009). Namun lebih baik apabila menggunakan beberapa metode atau kombinasi metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi, peserta didik dan sarana yang tersedia. 

B. Konsep Inovasi dalam Pembelajaran dan Pendidikan 

Menurut kamus bahasa Indonesia (2015) kata “inovasi” mengangdung arti pengenalan hal-hal yang baru atau pembaharuan”. Inovasi juga berarti penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Jadi pembelajaran inovatif dapat diartikan sebuah pembelajaran yang menggunakan strategi/metode baru yang dihasilkan dari penemuannya sendiri atau menerapkan metode baru yang ditemukan oleh para pakar dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif. Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu menfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar. 7 Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. “Learning is fun” merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk membangun pengetahuan itu sendiri atau secara mandiri. Dalam mewujudkan pembelajaran inovasi diperlukan adanya model pembelajaran, media pembelajaran, dan yang paling utama yaitu strategi pembelajaran. A. Konsep Pembelajaran Inovatif Pendidikan merupakan proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaat bagidiri sendiri, sesama, dana lam semesta, beserta segenap isi dn peradapannya (Nurdyansyah & Widodo, 2015). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan, bahwa pendididkan merupakan usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (Musfiqon & Nurdyansyah. N, 2015). Pada abad pengetahuan, yaitu abad 21, diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi, kreatif terampil, memahami berbagai budaya, mampu belajar sepanjang hayat (Aryan, 2006). Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada pencapaian tujuan 8 dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang diciptakan guru (N & Fahyuni, 2016). Di zaman ini, individu dituntut bisa berinovasi untuk mengembangkan ideide kreatif dan menghasilkan karya baru. Dalam kamus bahasa Indonesia kata “inovasi” adalah pengenalan hal-hal yang baru atau pembaharuan. Sedangkan menurut UU No.18 tahun 2002 inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/ atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan peraktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.6 Jadi inovasi adalah usaha menuju pembaharuan yang lebih baik. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk membangun pengetahuan itu sendiri atau secara mandiri. Dalam mewujudkan pembelajaran inovasi diperlukan adanya model pembelajaran, media pembelajaran, dan yang paling utama yaitu strategi pembelajaran. Menurut Prawiradilaga ada beberapa aspek yang mempengaruhi inovasi, yaitu kebaruan, temuan ulang, kekhasan, manfaat relatif, sesuai, rumit, dapat dicoba dan dapat diamati. Inovasi juga merupakan penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau diketahui sebelumnya terkait dengan suatu ide, metode, ataupun produk (Nurdyansyah & Widodo, 2015). Dalam proses belajar mengajar, kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran merupakan bagian dari suatu sistem yang tak terpisahkan dengan pendidik dan peserta didik. Pembelajaran inovatif didesain oleh guru atau instruktur merupakan metode yang baru agar mampu memfasilitasi peserta didik mendapat kemajuan dalam setiap proses dan hasil belajardenga tujuan mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dengan menyeimbngkan fungsi otak kiri dan otak kanan. Pembelajaran inovovatif 9 ini dapat dilihat dari peserta didik kolaboratif dalam mengartikulasikan pikiran dan gagasan secara jelas dan efektifitas melalui tutur lisan dan tulisan. 

C. Konsep Evaluasi pembelajaran PAUD 

Menurut Ifat Fatimah Zahro evaluasi pada anak usia dini pada hakikatnya dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan dan belajar anak secara akurat, sehingga dapat diberikan layanan yang tepat (Zahro, 2015). Evaluasi pada anak usia dini berbeda dengan model evaluasi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Evaluasi pada anak usia dini menurut Iswantiningtyas dan Wulansari dilakukan dengan mengadakan suatu pengamatan, pencatatan dan dokumentasi tentang kegiatan anak. Evaluasi tidak hanya digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program, akan tetapi untuk memantau kemajuan dan perkembangan anak. Pelaksanaan evaluasi pada anak usia dini dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sehingga kemajuan belajar dan perkembangannya dapat diketahui. Evaluasi pembelajaran anak usia dini mencakup evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik untuk menilai keterlaksanaan rencana pembelajaran. Evaluasi hasil pembelajaran dilaksanakan oleh pendidik dengan membandingkan antara rencana dan hasil pembelajaran. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar pertimbangan tindak lanjut pelaksanaan pengembangan selanjutnya (Permendikbud No 137 Tahun 2014). Lingkup penilaian mencakup pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkup penilaian pertumbuhan meliputi ukuran fisik yang diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh, tinggi badan/panjang badan, dan lingkar kepala. Sementara itu, penilaian perkembangan mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan bertambahnya fungsi psikis anak, 10 yaitu nilai moral dan agama, perkembangan fisik motorik (gerakan motorik kasar dan halus, serta kesehatan fisik), sosial emosional, komunikasi (berbicara dan bahasa), kognitif (pengetahuan), dan seni (kreativitas). Enam program pengembangan yang menjadi area penilaian mengarah pada tercapainya Kompetensi Inti yang menjadi Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak. Silahkan para pembaca mengingat kembali empat kompetensi inti yang merupakan penjabaran dari kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. 

D. Inovasi pembelajaran di PAUD 

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan lembaga pendidikan pra sekolah, tentunya memiliki sistem pembelajaran yang berbeda dengan jenjang pendidikan di atasnya. Anak usia dini dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, tidak heran pada usia ini dijuluki sebagai usia emas. Karena itulah anak usia dini harus mendapatkan pelayanan khusus yakni stimulasi secara langsung. Mewabahnya Covid 19 ini telah menyulitkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Betapa tidak pembelajaran yang seharusnya dilakukan secara langsung dimana ada interaksi antara guru dan peserta didik dengan melibatkan semua aspek perkembangan harus berubah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini tentunya akan berpengaruhi proses tumbuh kembang anak yang biasa dilakukan secara tatap muka. Anak usia dini merupakan puncak keemasan dalam perkembangan. Karenanya pada usia ini anak memerlukan sentuhan kehangatan dan komunikasi yang intens baik verbal maupun non verbal. Selain itu anak usia dini memerlukan motivasi melalui permainanpermainan yang hanya bisa dilakukan secara tatap muka. Akibatnya proses tumbuh kembang anak yang menjadi program PAUD 11 tidak optimal dilakukan, padahal peran Pendidikan Anak Usia Dini memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan potensi awal anak, untuk memenuhi tumbuh kembang anak agar memiliki kesiapan saat mengikuti pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14 dijelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu strategi pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan dalam membantu tumbuh kembang baik maupun rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya. Begitu pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini sebagai pondasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka guru harus bisa membuat menyajikan yang kreatif dan inovatif, agar tujuan Pendidikan Anak Usia Dini tetap dapat tercapai walaupun di tengah pandemi covid 19. Inovasi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu ide, gagasan, atau tindakantindakan tertentu dalam bidang pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah pendidikan. Inovasi dalam dunia pendidikan biasanya muncul dari adanya keresahan-keresahan pihak tertentu tentang penyelenggaraan pendidikan. Selain atas dasar tersebut, inovasi pembelajaran merupakan hal yang sangat penting karena bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan efektifitas dan efisiensi, menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran Daring via Whatsapp Group Aplikasi Whatsapp merupakan aplikasi social media yang cukup familiar di semu kalangan masyarakat. WhatsApp mempunyai banyak manfaat di masa pandemi ini terutama untuk pembelajaan daring. Aplikasi WhatsApp memiliki banyak fitur di antaranya adalah bisa mengirim pesan, voice note, berbagi foto, video, dan dokumen, terdapat groupy ang bisa menampung lebih dari 12 100 anggota grup. Karena cukup lengkap dan familiarnya aplikasi ini, maka Whatsapp menjadi salah satu media popoler dalam pembelajaran daring di semua jenjang pendidikan. Dalam hal ini Whatsapp group digunakan sebagai sarana komunikasi guru dan wali murid, guru mengshare kegitan dan materi pembelajaran berupa foto maupun voice note. Setelah anak-anak melakukan kegiatan dirumah dengan pendampingan orang tua, maka orang tua melaporkannya di media Whattapp group ini juga. Pemanfaatan Whatsapp group ini selaras dengan penelitian Media Setyana Hutami, dkk (2020, pp. 126-130). Dalam penelitian ini disampaikan bahwa media Whatsapp group digunakan sebagai strategi guru di taman kanak-kanak dalam memelihara antusiasme peserta didik agar tetap semangat melakukan pembelajaran daring di Era COVID-19. Awalnya guru memberikan materi kepada para siswanya yang ada di group tersebut, kemudian guru memberikan intruksi untuk mengerjakan soal mengenai materi tersebut. Setelah materi itu dikerjakan, orangtua kembali melaporkan kerjaan anaknya melalui whatsapp group tersebut. Dalam melaporkan tugas harus disertai dengan nama supaya guru bisa dengan mudah memberikan penilaian kepada siswa yang berpartisipas dalam group tersebut. Pembelajaran Daring via Google Classroom Google Classroom adalah layanan gratis yang dikembangkan Google untuk sekolah yang ditujukan untuk menyederhanakan mendistribusikan, dan menilai tugas dengan cara tanpa kertas (Sinuhaji, 2020). Google Classroom atau google kelas dapat dikatakan aplikasi yang dikembangkan secara gratis. Aplikasi ini membantu guru dan peserta didik untuk berinteraksi secara daring. Dalam aplikasi ini guru bisa mengirimkan tugas, file berupa dokumen, video, foto maupun audio kepada peserta didik yang terdaftar dalam google kelasnya. Google kelas sudah sering digunakan oleh dosen dan guru pendidikan atas dalam 13 pembelajaran sebelum pandemi covid 19. Google kelas masih jarang digunakan oleh lembaga PAUD dalam proses pembelajarannya. Aplikasi google kelas ini dipilih Karena semua file yang di upload disana tidak memenuhi memori ponsel Karena secara otomatis akan tersimpan di google drive. Selain itu guru juga dibekali pelatihan tentang pemanfaatn aplikasi kinemaster untuk mengedit video yang telah dibuat oleh guru, agar video yang disampaikan kepada peserta didik lebih menarik dan mudah diterima anak. Kendala utama dalam penggunaan inovasi dengan menggunakan teknologi informasi adalah keterbatasan guru terhadap penggunaan teknologi (literasi TIK masih rendah), kesulitan guru dalam memahami aplikasi ini kepada orang tua, jaringan internet yang tidak stabil, serta keterbatasan orang tua yang memiliki ponsel pintar dan paket data internet yang memadai. Home Visit Home visit merupakan salah satu metode pembelajaran dimana guru mengunjungi siswa di rumah masing-masing. Kegiatan home visit ini sudah sering dilakukan oleh guru terutama di kelas bawah yakni PAUD dan SD. Kegiatan home visit ini biasanya di lakukan kepada anak-anak yang butuh perhatian, sakit dan lain sebagainya. Di masa pandemi covid 19 ini pembelajaran harus memenuhi syarat physical distancing dan menghindari kerumunan, oleh Karena itu metode home visit sebagai salah satu alternative metode pembelajaran di masa pandemi ini, termasuk di PAUD Inklusi Saymara. Home visit sebagai sarana untuk memonitoring perkembangan anak selama belajar dari rumah. Kegiatan home visit yang dilakukan sudah atas persetujuan orang tua dimana sekolah membuat form kesediaan untuk mengikuti kegiatan home visit. Adapun teknik pelaksanaan kegiatan home visit adalah dengan penjadwalan yakni 1 hari guru melakukan home visit kepada 1 anak, hal ini dilakukan agar proses pembelajaran selama di rumah bisa berjalan dengan maksimal. Sebelum 14 kegiatan home visit dimulai, guru menyampaikan jadwal home visit kepada orang tua wali murid melalui media groupWhatsapp, kemudian orang tua merespon jadwal tersebut dan diperbolehkan untuk menukar jadwal apabila tidak bisa. Proses Home visit ini menjadi penting dikarenakan salah satu cara agar aspek perkembangan anak bisa terus dimonitor sehingga aktivitas belajar anak selama di rumah berhasil terlaksana dengan baik. Evaluasi Perkembangan Anak via Google Form Penilaian merupakan proses pengukuran terhadap hasil dari kegiatan belajar anak (Suminah, 2018). Penilaian kegiatan belajar di PAUD menggunakan pendekatan penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Selama pandemi covid 19 guru tidak bisa bertemu secara tatap muka dengan anak didik karena anak belajar dari rumah. 

 E. Implikasi Inovasi Pembelajaran terhadap Evaluasi 

Kegunaan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah: (i). Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan. (ii). Terbukanya kemungkinan untuk diketahui relevansinya antara program pendidikan yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai. (iii). Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannnya usaha perbaikan, penyesuaian, dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan dapat dicapai dengan hasil yang sebaikbaiknya (Sudijono, 2008). Berbagai pihak seperti guru, siswa, sekolah, masyarakat dan pemerintah memperoleh manfaat dari 15 kegiatan evalauasi pendidikan. Evaluasi memiliki berbagai macam kegunaan, diantaranya kegunaan bagi evaluator untuk mengetahui hasil yang telah dicapai, untuk mengetahui relevansi antara program yang telah dirumuskan dengan tujuan yang hendak dicapai, terbukanya untuk dilakukan perbaikan, penyesuaian dan penyempurnaan program. Beberapa pihak seperti guru, siswa, sekolah, masyarakat, dan pemerintah pun memperoleh manfaat atas kegiatan evaluasi. Pembelajaran merupakan salah satu aspek inti dalam pendidikan, pembelajaran didalamnya mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pembelajaran yang baik dapat diketahui tatkala evaluasi telah dilakukan, adapun evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Dalam Pembelajaran di PAUD, evaluasi memiliki kedudukan yang sangat penting untuk mengukur dan menilai sejauh mana keberhasilan pendidikan itu dilaksanakan. Untuk menjamin pengembangan mutu penyelenggaraan pendidikan, perlu diadakan evaluasi yang bersifat sistemik mencakup : Pertama, aspek input meliputi standar isi, standar pendidik, standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana. Kedua, aspek proses meliputi standar proses, standar pengelolaan, dan standar penilaian pendidikan. Ketiga, aspek output, meliputi standar kompetensi lulusan, dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Dudin, 2007). Evaluasi dilakukan bukan hanya menggugurkan kewajiban semata yang dilakukan oleh guru kepada siswanya, tetapi ada nilai lebih dari itu, yakni berkaitan dengan pertanggungjawaban guru terhadap orang tua. Evaluasi seharusnya dapat mengetahui sejauh mana kemajuan pembelajaran yang dilakukan oleh anak di PAUD selama ini, baik dilihat dari aspek bahasa, nilai moral, kognitif, motoric, sosem dan juga seni. 16 Evaluasi yang dilakukan mesti memberikan kontribusi dalam melakukan perubahan pembelajaran khususnya dalam stimulasi anak usia dini. 

 Referensi 

Aryan, I. B. P. (2006). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovativ pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa SMA. IKIP Negri Singaraja. 

Aryana, I. B. P. (2009). Model pembelajaran Inovatif berwawasan lingkungan. Pelatihan Guru SMP Se-Bali. 

Dudin, A. (2007). Evaluasi Pendidikan Agama Islam Pada SMP. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 7(1). 

Musfiqon, M., & Nurdyansyah. N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Learning Center. 

N, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran. Learning Center. Nurdyansyah, & Widodo, A. (2015). Menejemen Sekolah Berbasis ICT. Nizamia Learning Center. 

Sudijono, A. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajagrafindo Persada. 

Zahro, I. F. (2015). Penilaian Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan, 1(1). 

Hutami, M. S., & Dkk. (2020). Metode Pembelajaran Melalui Whatsapp Group Sebagai Antisipasi Penyebaran Covid-19 pada AUD di TK ABA Kleco Kotagede. PAUDIA, 9(1). 

 Maryani, K. (2020). Penilaian dan Pelaporan Perkembangan Anak saat Pembelajaran di rumah di masa pandemic covid 19. Murham: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1). 

 Pujiati, & Dkk. (2018). Membangun Keterlibatan Orang Tua dalam pembelajarann Bahasa Inggris, melalui Aplikasi Google Classroom di Kecamatan Cibinong. Prosiding Seminar Nasional Desain Dan Arsitektur (SENADA), 1(10). 

Sinuhaji, J. (2020). Mengenal Google Classroom hingga Cara Menggunakannya, Aplikasi yang Digunakan untuk Belajar Online. 13 Juli 2020. 

 Suminah, E. (2018). Penilaian Pembelajaran PAUD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Wahyuni. (2018). Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PAUD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Biodata Aip Saripudin

 

 

 

NAMA

:

Aip Saripudin, M.Pd

TEMPAT/TANGGAL LAHIR

:

Tasikmalaya, 26 April 1982

ALAMAT

:

Komplek Cempaka Wangi Regency Blok J No 5 Desa Cempaka Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon Jawa Barat

TELEPON/WA

:

081321751609

E-MAIL

:

doubleaip82@gmail.com

 

A.   RIWAYAT PENDIDIKAN

NO

TAHUN

PEOGRAM STUDI

PERGURUAN TINGGI

1

2006

S1 Pendidikan Luar Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

2

2013

S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Universitas Negeri Jakarta, Jakarta

3

2015

S2 Pendidikan Anak Usia Dini

Universitas Negeri Jakarta, Jakarta

4

2021

S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta

 

B.   RIWAYAT PEKERJAAN

1.

Tim Monitoring dan Evaluasi Program USAID DBE 2 wilayah Jawa Barat dan Banten, Tahun

2007 – 2010

2.

Education Officer Bina Swadaya Konsultan Jakarta, Tahun 2010 2014

3.

Tim seleksi proposal program PNPM Peduli untuk program penanggulangan pekerja anak di

Malang, Lampung dan Manado, tahun 2013

4.

Evaluator program PNPM Peduli tentang Penanggulangan pekerja anak di Malang,

Lampung, dan Manado melalui kegiatan pendidikan kecakapan hidup, tahun 2013 2015

5.

Dosen pada IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Tahun 2015 Sekarang

6.

Asesor BAN PAUD dan PNF Provinsi Jawa Barat, tahun 2018 Sekarang

7

Tim Evaluator Proposal Program EIPOP (organisasi penggerak) bersama SMERU research Center di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2020

8

Editor In Chief Jurnal Awlady: Jurnal Pendidikan Anak (SINTA 3) Tahun 2016 – sekarang

9

Editor in Chief Indonesian Journal of Islamic Early Childhood Education (SINTA 4) Tahun 2020 Sekarang

10

Asessor Program Sekolah Penggerak Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, tahun 2021 - Sekarang

 

C.   RIWAYAT PELATIHAN PROFESIONAL

 

NO

TAHUN

TEMPAT PELATIHAN

NAMA PELATIHAN

WAKTU

1

2015

Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Program Studi PAUD

Workshop Pengembangan karakter dan kreativitas anak usia dini melalui science &

math

1 hari, 24

Juni 2015

2

2018

LPM IAIN Syekh Nurjati

Cirebon

Worksop peningkatan standar mutu tenaga

pendidik: peningkatan mutu pembelajaran

1 hari, 11

Mei 2018


 

 

 

melalui penguatan bahan ajar dan

monitoring proses

 

3

2015

LPM IAIN Syekh Nurjati

Cirebon

Workshop peningkatan standar mutu tenaga

pendidik “penguatan kurikulum berbasis

KKNI dan administrasi perencanaan pembelajaran”

1 hari, 18

Agustus 2015

4

2016

LPM IAIN syekh Nurjati

Cirebon

Workshop persamaan persepsi auditor mutu

internal : mekanisme dan sistem audit mutu internal berbasis borang akreditasi BAN PT

2 hari, 05-06

Agustus 2016

5

2016

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Training of Trainers (TOT) Smart Learning

2 hari, 09-10

Agustus 2016

6

2017

FITK IAIN Syekh Nurjati

Cirebon

Workshop peningkatan kualitas publikasi

ilmiah bagi dosen: meningkatkan kompetensi publikasi ilmiah bagi dosen

FITK di era digital dan era indeksasi

2 hari, 26-27

Oktober 2017

7

2017

LPM IAIN Syekh Nurjati

Cirebon

Penguatan tim gugus kendali mutu:

optimalisasi peran tim gumut jurusan dan fakultas dalam peningkatan mutu berkelanjutan

3 hari, 03-05

November 2017

8

2017

Jurnal Al-Ibtida

Workshop peningkatan mutu pengelolaan

jurnal dan artikel ilmiah menuju jurnal terakreditasi

2 hari, 7-8

Desember 2017

9

2018

LPM IAIN Syekh Nurjati

Cirebon

Workshop peningkatan mutu tim gugus

kendali mutu: penyususnan dan pendokumentasian sistem manajemen mutu berbasis ISO 9001: 2015

1 hari, 30

Mei 2018

10

2018

FITK IAIN Syekh Nurjati

Cirebon

Workshop peningkatan kualitas publikasi

ilmiah bagi dosen FITK

2 hari, 24-25

Agustus 2018

 

D.   RIWAYAT PENELITIAN

NO

TAHUN

JUDUL

PERAN

SUMBER

DANA

1

2016

Peran keluarga dalam mengoptimalkan perkembangan motorik anak usia dini (Studi kasus

pada keluarga di Desa Cempaka Kabupaten Cirebon)

Peneliti Utama

Mandiri

2

2017

Peningkatan kecerdasan naturalis

anak usia dini melalui metode discovery inkuiry pada pembelajaran sains

Peneliti Utama

Mandiri

3

2018

Analisis Kompetensi Guru Pendamping PAUD dalam memenuhi

standar layanan PAUD non formal di Kabupaten Tasikmalaya

Peneliti Utama

BOP Kemenag

4

2017

Strategi Edutainment dalam

Pembelajaran di PAUD Pelangi Kota

Penelitian Kolaboratif

bersama Mahasiswa

Mandiri


 

 

Cirebon

 

 

5

2019

Pengembangan Buku Cerita Anak

Berbasis Tema Dalam Upaya Mengembangkan Kemampuan Membaca Awal Anak Usia Dini di

Kabupaten Tasikmalaya

Peneliti Utama

BOP Kemenag

6

2020

Pengembangan Instrumen non tes

pada aspek Perkembangan Motorik Anak Usia Dini dan Implementasinya dalam Pembelajaran PAUD di Kota Cirebon

Peneliti Utama

BOP Kemenag

 

E.   RIWAYAT KARYA ILMIAH

NO

TAHUN

JUDUL

KETERANGAN

1

2016

Peran keluarga dalam mengoptimalkan

perkembangan motorik anak usia dini

Penulis Jurnal Awlady Vol 2 No

1 Tahun 2016

2

2017

Strategi Pengembangan Kecerdasan

Naturalis Pada Anak usia dini

Penulis Jurnal Awlady Vol 3 No

1 Tahun 2017

3

2018

Strategi Edutainment dalam Pembelajaran di

PAUD

Penulis Jurnal Awlady Vol 4 No

1 Tahun 2018

4

2018

Peningkatan kecerdasan naturalis anak usia dini melalui metode discovery inkuiry pada

pembelajaran sains

Telah Terbit pada jurnal PPS PGRA tahun 2018

 

F.   RIWAYAT PERTEMUAN ILMIAH

NO

TAHUN

TEMPAT

NAMA KEGIATAN

PERAN

1

2016

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

1st Annual international conference on islamic education “innovative practices in teaching and learning, instruktional technology in islamic education, full day school in islamic education,

islamic early childhood education, home schooling in moeslem society

Peserta

2

2016

UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

1st international conference on islamic early

childhood education: parenting with love and peace, non-violent communication, and nurturing with love and respect: conteporary

context

Pemakalah

3

2017

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

International seminar on early childhood education: Sosial media, between need and

students future beeting

Peserta

4

2018

FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Stadium general jurusan PIAUD : Nilai-nilai pendidikan islam anak usia dini persfektif al-

quran

Peserta

5

2017

Jurusan PIAUD IAIN Syekh Nurjati

Cirebon

Seminar Nasional: pengembangan literasi anak usia dini di era digital

Panelis

6

2016

FITK IAIN Syekh

Nurjati Cirebon

FGD anggota PPSPGRA seluruh Indonesia:

strategi penyususnan kurikulum PGRA berbasis

Narasumber


 

 

 

KKNI

 

7

2016

Jurusan PIAUD IAIN

Syekh Nurjati Cirebon

Stadium generale antisipasi kekerasan

terhadap anak usia dini

Peserta

8

2016

Program

Pascasarjana IAIN

Syekh Nurjati Cirebon

Seminar pengembangan Kilmuan Conference

on social and Islamic Studies 2016

Peserta

9

2017

FITK IAIN Syekh

Nurjati Cirebon

Internationl seminar “quality assurance system

of higher education higher education

Peserta

10

2018

Kementerian Agama

RI

Annual conference on Research Proposal

(ACRP) : kontribusi PTKI dalam meneguhkan Moderasi Beragama melalui penelitian, publikasi Ilmiah dan Pengabdian kepada

masyarakat

Peserta dan

Proposal Presentor

11

2015

Jurusan Hukum

Keluarga IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Stadium Generale Hukum Keluarga Islam di

Indonesia: Peluang dan Tantangan

Peserta

12

2016

Jurusan PIAUD IAIN

Syekh Nurjati Cirebon

Seminar Nasional: Menakar kurikulum PGRA

berbasis KKNI untuk menyiapkan generasi emas

Peserta

13

2017

IAIN Syekh Nurjati

Cirebon

Studium general: pengembangan pendidikan

multikultural dalam melestarikan tradisi masyarakat indonesia yang toleran dan bereadilan gender

Peserta

 

G.   RIWAYAT PENGHARGAAN

NO

TAHUN

NAMA PENGHARGAAN

PEMBERI

1

2017

HAKI Media pembelajaran dengan nama media grafik balok 6 desember 2017

Kemenhumham

2

2017

HAKI alat peraga pembelajaran PAUD dengan

nama media monopoli for learning 6 desember 2017

Kemenhumham

3

2017

Presenter Proposal bantuan

publikasi ilmiah tanggal 31 juli 02 Agustus 2017

Direktorat pendidikan tinggi keagamaan islam Dirjen

Pendis Kemenag RI

4

2015

Peserta Diklat Prajabatan

Lulus Predikat Memuaskan

BDK Bandung

5

2018

Penerima sertifikat Akreditasi pengelola Jurnal Awlady

Sinta 4 tahun 2018

Kemenristek Dikti

6

2019

Penerima sertifikat pendidik Dosen

Kementerian Agama RI

7

2019

Penerima sertifikat Akreditasi pengelola Jurnal Awlady

Sinta 3 tahun 2019

Kemenristek Dikti


H.   RIWAYAT NARASUMBER

No

TAHUN

JUDUL KEGIATAN

1

2018

Narasumber diklat berjenjang tingkat Dasar pendidik PAUD gelombang I Kota

Cirebon UPT SKB Kota Cirebon Bekerjasama dengan Direktorat TK Kemendikbud

2

2018

Narasumber diklat berjenjang tingkat Dasar pendidik PAUD gelombang II Kota

Cirebon UPT SKB Kota Cirebon Bekerjasama dengan Direktorat TK Kemendikbud

3

2018

Narasumber Diklat Subtantif administrasi Guru RA se Kabupaten Majalengka tahun

2018 Gelombang I, STKIP YASIKA dan IGRA Kabupaten Majalengka

4

2018

Narasumber Diklat Subtantif administrasi Guru RA se Kabupaten Majalengka tahun

2018 Gelombang II, STKIP YASIKA dan IGRA Kabupaten Majalengka

5

2016

Narasumber workshop manajmen penyelenggaraan PAUD di RA Cempaka

Kabupaten Cirebon tahun 2016

6

2017

Narsumber workshop perawatan anak 3 april 2017

7

2016

Fasilitator Education outbound Training Jurusan PIAUD IAIN Syekh Nurjati Cirebon

8

2016

Pembina KOBER Al-Huda Desa Pakemitan Kecamatan Cikatomas Kabupaten

Tasikmalaya

9

2016

Pemateri pengembangan organisasi bagi pengurus HIMPIAUD tahun 2016

10

2018

Fasilitator FGD kompetensi guru pendamping PAUD Non Formal di Kabupaten

Tasikmalaya

11

2016

Narasumber salam sapa mahasiswa PGRA tahun 2016 7 -8 september 2016

12

2017

Juri lomba fotografi dalam acara pekan seni guru dan anak tahun 2017 IAIN Syekh

Nurjati Cirebon

13

2017

Pemateri Pengembangan wawasan bagi mahasiswa baru prodi PIAUD 2017

14

2017

Narasumber penguatan gender di bapeda kabupaten cirebon/pelatihan

perencanaan dan pengangaran responsive gender, 13 15 desember 2017

15

2017

Pemateri Salam ceria mahasiswa PIAUD tahun 2017

16

2017

Pengisi khutbah jumat tahun 2017 sebanyak 5 kali dalam 1 tahun

17

2018

Pengisi khutbah jumat tahun 2018 sebanyak 5 kali dalam satu tahun

18

2018

Pengisi ceramah ramadhan tahun 2018