Laman

Minggu, 22 Mei 2016

Bagaimana Menjadi Dosen Idaman?


Saat ini profesi Dosen merupakan profesi yang diidamkan oleh banyak orang. Profesi dosen merupakan profesi yang cukup membanggakan, disamping memiliki prestise, profesi inpun menjadi sebuah harapan tidak hanya mengembangkan karir di dunia pendidikan sebagai seorang pendidik namun juga lebih bagaimana mengembangkan keilmuan yang lebih luas dan dapat diaplikasikan di masyarakat. Dosen memiliki tiga fungsi utama yakni pengajaran, penelitian dan pengabdian. Bobot semuanya seharusnya sama, namun ada kalanya dosen-dosen yang malas hanya cukup dengan pengajaran sehingga untuk mencapai level kepangkatan sangat sulit. Saat ini untuk mencapai level kepangkatan tertentu, seorang dosen tidak hanya cukup dengan melaksanakan fungsi pengajaran saja, namun penelitian dan pengabdianpun merupakan prasyarat untuk naik ke level berikutnya. Apalagi saat ini profesi dosen juga memiliki penilaian tersendiri yang tertuang dalam beban kinerja dosen. Tentunya saat ini dosen harus lebih kreatif dan cerdas dalam segala hal. Penguasaan teknologi informasi, penguasaan bahasa asing mutlak harus dimiliki oleh seorang dosen.  



Interaksi yang memungkinkan cukup intensif dengan mahasiswa adalah dengan memfungsikannya sebagai pengajar. Fungsi dosen sebagai pengajar merupakan hal pokok, dimana dosen harus rela berbagi ilmu dengan mahasiswanya sesuai dengan keilmuan yang dimilikinya.

Terkait dengan fungsinya sebagai pengajar, tentunya dosen memiliki harapan bagaimana agar selalu didambakan oleh mahasiswa dan bahkan menjadi dosen yang memiliki banyak fans dari pada haters. Apalagi saat ini penilaian kinerja itu juga secara langsung oleh mahasiswa yang kita ajar. Sehingga tentunya dosen harus memiliki karakter yang dapat menjadikan mahasiswanya bergairah dan selalu bersemangat ketika memasuki kelas tersebut.

Beberapa hal sepertinya dapat menjadi acuan bagaimana menjadi dosen idaman para mahasiswa, diantaranya adalah:

Stylist, tentunya dosen juga selayaknya harus memperhatikan penampilan. Hal ini karena dosen selalu berhadapan dengan mahasiswa yang berasal dari berbagai latar belakang. Dosen tidak melulu menggunakan pakaian kebesaran dengan kebiasaan berkemeja panjang polos, tangan dikancing dengan bawahan warna gelap yang terlihat sangat tua. Mungkin dosen juga harus mencoba mengkombinasikan berbagai macam penampilan yang mengikuti perkembangan zaman saat ini. Namun juga tentunya tidak norak dan terlalu mencolok. Boleh misalnya menggulung kemeja panjang sampai pergelangan dan sedikit menggunakan aksesoris seperti jam tangan dan cincin. Atau dengan mengenakan dasi tanpa jas, atau dengan mengenakan jas yang tidak terlalu formal. Penggunaan kemeja pendek bercorak, atau kemeja lengan panjang yang bercorak juga menambah penampilan stylist para dosen. Selain itu dapat dipadupadankan dengan bawahan celana yang tidak melulu warna gelap seperti hitam, misalnya dengan bawahan warna krem, abu tua, biru tua, coklat muda, atau coklat tua. Selain itu gaya sepatu juga dapat disesuaikan dengan. Intinya rapi modern tapi tidak norak atau terkesan dipaksakan. Sehingga dosen dapat terlihat lebih elegan dan berwibawa. Sekali-kali dosenpun dapat berkonsultasi dengan ahli tatabusana atau sering-seringlah membaca tabloid sebagai panduan berpaiakan masa kini yang Fashionable.

Sikap humoris merupakan hal yang wajib alias kudu dimiliki oleh seorang dosen. Dosen di era digital jangan sampai seperti di era 80an atau seperti dosen killer dalam film 3 ideot. Selera humor dapat dipelajari oleh dosen dan bahkan guyonan-guyonan kecil yang sepele mungkin dapat membangkitkan gairah belajar mahasiswa. Apalagi pelajaran yang cenderung teoritis/konsep yang penuh dengan analisis. Duuuh…betapa 2 SKS itu seperti belajar satu hari penuh jika dosennya dari awal sampai akhir ngomongnya tanpa jeda dan tanpa humor sedikitpun. Mulailah belajar atau baca-baca buku tentang bagaimana melemparkan humor baik dari kata-kata atau plesetan-plesetan yang menimbulkan mahasiswa tertawa. Bisa juga diselipkan dalam beberapa slide presentasi tersebut meme-meme yang menyegarkan. Bisa juga dengan menggunakan puisi humor, pantun, lagu atau putar video lucu sejenak untuk menghilangkan kepenatan.

Kekinian, kata yang sepertinya lagi ngtren saat ini. Dosen harus tetap pada jalur keilmuannya namun tidak ada yang mengharamkan jika dosen itu juga tidak terlalu kolot dan tradisional. Dosen juga harus memiliki sens of kekinian, sehingga nyambung dengan anak-anak muda saat ini. Coba perhatikan mungkin ada kata-kata baru yang dapat digunakan sebagai pengantar perkuliahan yang kata-kata tersebut lagi ngetren saat ini dan familier di kalangan anak muda, sehingga mahasiswa langsung on. Jangan sampai ada kata-kata mahasiswa yang kekinian, dosennya ternyata tidak tahu. Dosen saat ini sepertinya harus mulai melek dengan perkembangan bahasa kekinian, perkembangan teknologi, perkembangan games, film-film yang lg ngehits, artis yg lg bomming atau artis dadakan yang dengan sekejap bergelimang hartanya.

Ramah, nah ini yang sepertinya banyak ditakuti mahasiswa. Sepertinya dosen itu sulit untuk tersenyum dan bahkan tabu menyapa mahasiswa terlebih dahulu. Padahal tidak salah dan tidak pamali sama sekali dan bahkan tidak akan melunturkan wibawa sang dosen. Ramah dan selalu tersenyum ceria itu dambaan dari para mahasiswa dengan setumpuk tugasnya, sehingga meskipun tugasnya numpuk tapi kalau dosennya ramah, bersahaja, hati mahasiswa akan semakin luluh dan mau mengerjakan tugas sesulit apapun tugasnya. Jangan mau disetmpel sebagai dosen killer atau dosen yang anti senyum. Dan bahkan untuk bertanya saja mahasiswa sudah enggan, apalagi bertegur sapa di jalanan. Duuuh … ngacir kayaknya ya.

Inovatif, seorang dosen tentunya harus inovatif dalam menyampaikan ide-ide, gagasan dalam menyampaikan materi perkuliahan. Materi-materi yang disampaikan tentunya dibungkus dengan bahasa kekinian dengan mengedepankan sisi inovatifnya. Dalam memberikan contoh misalnya, berikanlah contoh-contoh yang kekinian, jangan memberikan contoh yang kejadiannya sekitar 20 tahun yang lalu. Ajaklah mahasiswa berkelana di masa kini sesuai dengan zamannya. Jangan memberikan materi yang itu itu saja kepada mahasiswa. Apalagi sepanjang tahun dengan matakuliah yang sama dengan cerita yang sama. Tentunya mahasiswa yang mendengarkannya akan mudah menebak dosennya akan cerita tentang apa dan endingnya seperti apa.

Komunikatif itu sangat penting dimiliki oleh seorang dosen. Berikanlah ruang bagi mahasiswa untuk menyampaikan kesan, keluh kesah, ide, gagasan, saran terkait materi yang disajikan. Berikanlah umpan balik, sehingga komunikasi yang terjadi dalam perkuliahan tidak satu arah. Lihatlah sisi-sisi dimana mahasiswa itu memiliki potensi yang luar biasa. Berikanlah pujian dengan kata-kata yang menyenangkan. Sehingga dosen mampu melihat mahasiswa dalam sisi prosesnya bukan hanya pada hasilnya. Komunikatif juga bukan saja di dalam kelas, tapi juga pada saat mahasiswa minta konsultasi atau bimbingan di luar kelas. Gali apa saja yang diinginkan oleh mahasiswa, setelah itu baru kita arahkan sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Hal ini tentunya mahasiswa akan merasa dihargai.

Ok dalam Keilmuan juga tentunya hal yang paling penting. Dosen itu harus siap segalanya, siap dalam keilmuannya. Serba tahu bukan sok tahu jika ada mahasiswa yang bertanya tentang apa saja. Tentunya keilmuan yang paling harus difahami secara mendalama adalah keilmuan yang sesuai dengan tugas dosen tersebut. Jangan sampai dosen berkata nanti saja atau tidak tahu, atau belum tahu tentang materi tersebut. Namun tentunya jika ada hal yang ragu bagi dosen, maka dosen dapat memberikan strategi misalnya dengan cara melempar pertanyaan tersebut ke mahasiswa lain sambil mencoba berfikir terlebih dahulu jawaban apa yang pas untuk pertanyaan tersebut.

Begitulah kira-kira, wallahu a’alam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar