Sampah merupakan sisa-sisa
aktifitas manusia atau buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun rumah tangga. Menurut UU
No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa
kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi
padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat
terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan. Saat ini
banyak sekali dampak yang dirasakan masyarakat dan lingkungan sekitar akibat
sampah. Misalnya banjir akibat membuang sampah sembarangan yang berakibat pada
munculnya berbagai macam penyakit kulit di masyarakat. Tentu hal ini menjadi
agenda besar kita semua, bukan saja diserahkan langsung kepada pemerintah untuk
menanganinya, namun juga harus ada keterlibatan semua pihak dalam hal ini
masyarakat dari berbagai lapisan baik organisasi, masyarakat dil lingkungan
sekitar, lembaga formal dan informal serta masyarakat terkecil seperti lingkungan
keluarga.
Begitu pentingnya memahami sampah saat ini, sehingga
keterlibatan semua pihak sangat diharapkan bahkan memahamkan sampah kepada anak
usia dini itu jauh lebih penting. Mengingat 10 sampai 30 tahun kedepan, Negara ini
akan diisi oleh generasi emas saat ini. Masa keemasan anak merupakan masa daya
ingat anak dan daya kreasi anak yang sangat tinggi, sehingga apa yang mereka
lihat, raba, cium dan segala yang secara langsung bersentuhan dengannya akan
memberikan pengalaman dan akan disimpan dalam memori terdalamnya.
Untuk itu beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orangtua
atau guru dalam mengenalkan sampah kepada anak sejak dini, diantaranya adalah
dengan memberikan pembiasaan sehari-hari dalam hal membuang sampah sekecil
apapun. Dalam lingkungan sekolah biasanya guru akan semakin ketat dengan
berbagai aturan karena sudah tercantum dalam rancangan kurikulum yang telah
disusun. Namun ternyata dalam lingkungan keluarga justru sebaliknya, anggota
keluarga sangat longgar dan acuh dalam memberikan arahan dan istruksi mengenai
pembiasaan-pembiasaan yang dilaksanakan di sekolah. Hal ini tentunya akan
merubah kebiasaan anak dalam berprilaku dan berfikir kritis.
Sebaiknya sekolah juga memberikan instruksi pada orangtua
apa saja yang telah disepakati disekolah juga diterapkan dalam lingkungan
keluarga, sehingga aturan tersebut dapat dilakukan dengan mudah oleh anak. Misalnya
dalam membuang sampah, tidak hanya berlaku untuk anak saja, namun juga bagi
semua anggota keluarga dimana si anak tersebut tinggal. Untuk memahamkan keberadaan
sampah terhadap anak, maka dapat dilakukan dengan cara membawa anak ke tempat
pembuangan akhir sampah, sambil menjelaskan jenis-jenis dan asal muasal sampah
tersebut yakni berasal dari pemukiman penduduk atau dari rumah tangga. Juga
sampah yang berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar, pedagang keliling
serta dari pabrik-pabrik.
Kemudian brainstorming dengan anak yang bertujuan untuk
menggali pengetahuan anak serta dampak apa yang timbul jika anak melakukan
buang sampah sembarangan. Hal ini penting digali, sehingga anak menemukan
konsep baru bahwa jika membuang sampah sembarangan maka akan berakibat banjir
dan merusak lingkungan sekitar. Ajak anak menonton sebuah tayangan yang dapat
memberikan gambaran betapa bahayanya jika mebuang sampah sembarangan.
Selain dampak yang
dapat ditimbulkan, anak juga dapat diajak untuk mencari sampah yang tidak
berbahaya kemudian dikreasikan menjadi sebuah mainan. Hal ini akan memberikan
imajinasi dalam pikirannnya sehingga anak akan timbul berbagai kreatifitasnya. Misalnya
guru menjelaskan jenis-jenis sampah. Ada yang organik dan an organik. Tunjukan ke
anak-anak sampah organik dan an organiknya secara real/nyata serta fungsi keduanya
jika dikelola dengan baik. Ajak anak-anak untuk berkerasi sehingga anak tidak
hanya disuguhkan storynya saja namun juga sekaligus terlibat dalam
pekerjaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar