Wilayah kembangan utara merupakan wilayah
yang berada di Jakarta barat. Wilayahnya merupakan daerah kumuh yang berada di
pinggiran kali yang sering terjadi banjir disaat musim penghujan datang.
Masyarakatnya kebanyak berprofesi sebagai buruh, pedagang asongan dan sebagaian
adalah ibu rumah tangga. Daerah tersebut juga merupkan daerah padat penduduk
yang rentan dengan tindak kejahatan, kriminalitas, penduduk dengan pengguran
tinggi serta partisipasi terhadap pendidikan rendah.
YAPARI merupakan yayasan yang bergerak
dalam bidang pendidikan terutama untuk pendidikan anak dan remaja. Melihat
keadaan seperti ini, tahun 2005 YAPARI tergerak untuk membantu melakukan
pemberian beasiswa terhadap anak-anak yang tidak mampu serta mendorong
anak-anak untuk masuk pada pendidikan formal. Sampai saat ini YAPARI telah
membantu hampir 500 anak di wilayah tersebut dari mulai SD hingga SMA. YAPARI
berfikir bahwa membantu anak-anak dalam bentuk materil tidak cukup merubah pola
fikir keluarganya, yang ada justru memberikan kenyamanan terhadap orang tua
yang semestinya merupakan tanggungjawab untuk mendidik anak-anaknya. Selain itu
anak-anakpun tidak didekati secara personal dan tidak dibelajarkan bagaimana
tanggungjawab mereka sebagai anak-anak penerima beasiswa tersebut agar memiliki
kemajuan baik akademik maupun secara social. Akhirnya atas dasar kesepakatan
bersama, YAPARI membentuk komunitas bersama penerima beasiswa tersebut.
Didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang menambah wawasan anak serta memacu
anak-anak untuk aktif dan kreatif. Selain kepada anak-anak, YAPARI pun
melakukan pendekatan kepada orang tua melalui kegiatan pendampingan ekonomi.
Salah satu kegiatannya adalah kelompok simpan pinjam yang dikelola secara
langsung oleh kelompok ibu-ibu.
Seiring dengan berjalannya waktu dan jumlah
anak yang ikut serta dalam kelompok tersebut, pada tahun 2010 muncul ide untuk
mendirikan taman bacaan. Awalnya buku-buku yang tersedia adalah buku-buku yang
dipinjamkan secara sukarela oleh anak-anak, kemudian secara bergantian saling
tukar menukar. Melihat antusias anak-anak seperti ini, maka pendamping
melakukan penjajakan terhadap anak-anak dan orangtua untuk membuka kegiatan
baru. Berbekal partisipasi anak-anak dan orangtua, sehingga TBA ini berdiri
dengan nama TBA sahabat. Adapun pengelolaannya adalah melibatkan anak-anak,
sehingga anak-anak memiliki tanggungjawab terhadap buku-buku yang terkumpul
meskipun dalam jumlah sedikit. Selain itu rutin dilakukan pendampingan yang
melibatkan YAPARI terhadap pengelola taman bacaan. Selain itu pendamping juga
mencoba mencari donor untuk melengkapi buku-buku yang ada, sehingga ada
beberapa donor yang terlibat untuk menyumbangkan buku-buku, meja, alat tulis,
renovasi ruangan, komputer serta rak buku. Adapun yang sampai saat ini masih
berjejaring adalah: 1001 buku, bank ekonomi, bina sawadaya, YAPARI, ars86care
serta banyak dari perorangan.
Dalam mendirikan taman bacaan,
langkah-langkah yang ditempuh tentunya akan sangat berbeda satu dengan yang
lainnya. Kami mencoba memberikan gambaran bagaimana TBA sahabat yang berbasis
kominitas dapat terbentuk pada awal mulanya:
1.
Menentukan
tempat: Tempat untuk taman bacaan telah tersedia
2.
Melakukan
studi penjajakan: Pendamping melakukan studi penjajakan terhadap anggota
komunitas anak-anak dan orang tua
3.
Analisis
data komunitas: Bersama pengelola, menganalisis data yang telah terkumpul
4.
Koordinasi
stakeholder: Melakukan koordinasi dengan para stakeholder komunitas setempat
5.
Koordinasi
partisipatif: Koordinasi partisipatif dengan seluruh komunitas sekaligus Penunjukan
pengelola dan penanggungjawab taman bacaan
6.
Mengumpulkan
materi dan bahan: Secara perlahan, bersama-sama anggota komunitas melakukan
pengumpulan buku dan perlengkapan yang dibutuhkan
7.
Melakukan
jejaring: Pengelola, pendamping dan Anggota komunitas melakukan jejaring dengan
pihak luar
8.
Melakukan
pengelolaan: Melakukan pengelolaan TBA secara berkala oleh penanggungjawab TBA
9.
Melaporkan
perkembangan: Melaporkan perkembangan TBA kepada anggota komunitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar